0
Posted by Unknown
on
23.54
in
Terpisahnya Pulau Jawa Dan Sumatera
Inilah Sebab
Terpisahnya Pulau Jawa Dan Sumatera
Gunung krakatau
tepatnya gunung anak krakatau yang merupakan gunung krakatau muda krakatau
adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara
pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini pernah disematkan pada satu puncak gunung berapi di
sana (Gunung Krakatau) yang sirna karena letusannya sendiri pada tanggal 26-27
Agustus 1883.
Letusan itu
sangat dahsyat; awan panas dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar
36.000 jiwa. Sampai
sebelum tanggal 26 Desember 2004, tsunami ini adalah yang terdahsyat di kawasan
Samudera Hindia. Suara letusan itu terdengar sampai di Alice Springs, Australia
dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan
mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di
akhir Perang Dunia II.
Letusan Krakatau menyebabkan
perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu
vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun
berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York.
Ledakan
Krakatau ini sebenarnya masih kalah dibandingkan dengan letusan Gunung Toba dan
Gunung Tambora di Indonesia, Gunung Tanpo di Selandia Baru dan Gunung Katmal di
Alaska. Namun
gunung-gunung tersebut meletus jauh di masa populasi manusia masih sangat
sedikit. Sementara ketika Gunung Krakatau meletus, populasi manusia sudah cukup
padat, sains dan teknologi telah berkembang, telegraf sudah ditemukan, dan
kabel bawah laut sudah dipasang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa saat itu
teknologi informasi sedang tumbuh dan berkembang pesat.
Tercatat bahwa
letusan Gunung Krakatau adalah bencana besar pertama di dunia setelah penemuan
telegraf bawah laut. Kemajuan tersebut, sayangnya belum diimbangi dengan kemajuan
di bidang geologi. Para ahli geologi saat itu bahkan belum mampu memberikan
penjelasan mengenai letusan tersebut.
Melihat kawasan
Gunung Krakatau di Selat Sunda, para ahli memperkirakan bahwa pada masa purba
terdapat gunung yang sangat besar di Selat Sunda yang akhirnya meletus dahsyat
yang menyisakan sebuah kaldera (kawah besar) yang disebut Gunung Krakatau
Purba, yang merupakan induk dari Gunung Krakatau yang meletus pada 1883. Gunung ini disusun dari bebatuan
andesitik.
Catatan
mengenai letusan Krakatau Purba yang diambil dari sebuah teks Jawa Kuno yang
berjudul Pustaka Raja Parwa yang diperkirakan berasal dari tahun 416 Masehi. Isinya antara lain menyatakan:
Ada suara guntur yang menggelegar
berasal dari Gunung Batuwara. Ada pula goncangan bumi yang menakutkan,
kegelapan total, petir dan kilat. Kemudian datanglah badai angin dan hujan yang
mengerikan dan seluruh badai menggelapkan seluruh dunia. Sebuah banjir besar
datang dari Gunung Batuwara dan mengalir ke timur menuju Gunung Kamulaâ?¦. Ketika
air menenggelamkannya, pulau Jawa terpisah menjadi dua, menciptakan pulau
Sumatera.
Pakar geologi Berend George Escher
dan beberapa ahli lainnya berpendapat bahwa kejadian alam yang diceritakan
berasal dari Gunung Krakatau Purba, yang dalam teks tersebut disebut Gunung
Batuwara. Menurut buku Pustaka Raja Parwa tersebut, tinggi Krakatau
Purba ini mencapai 2.000 meter di atas permukaan laut, dan lingkaran pantainya
mencapai 11 kilometer.
Akibat ledakan
yang hebat itu, tiga perempat tubuh Krakatau Purba hancur menyisakan kaldera
(kawah besar) di Selat Sunda. Sisi-sisi atau tepi kawahnya dikenal
sebagai Pulau Rakata, Pulau Panjang dan Pulau Sertung, dalam catatan lain
disebut sebagai Pulau Rakata, Pulau Rakata Kecil dan Pulau Sertung. Letusan gunung ini disinyalir
bertanggung- jawab atas terjadinya abad kegelapan di muka bumi. Penyakit sampar
bubonic terjadi karena temperatur mendingin. Sampar ini secara signifikan
mengurangi jumlah penduduk di muka bumi.
Letusan ini
juga dianggap turut andil atas berakhirnya masa kejayaan Persia purba,
transmutasi Kerajaan Romawi ke Kerajaan Byzantium, berakhirnya peradaban Arabia
Selatan, punahnya kota besar Maya, Tikal dan jatuhnya peradaban Nazca di
Amerika Selatan yang penuh teka-teki. Ledakan Krakatau Purba diperkirakan berlangsung selama 10
hari dengan perkiraan kecepatan muntahan massa mencapai 1 juta ton per detik.
Ledakan tersebut telah membentuk perisai atmosfer setebal 20-150 meter,
menurunkan temperatur sebesar 5-10 derajat selama 10-20 tahun.
Posting Komentar